DPI Media
Stay updated with our latest news and media
Mimpi Sabila, Masa Depan yang Diukir Bersama Pusat Riset ITB
Writer
Manager
September 11, 2025
Mimpi Seorang Peneliti untuk Menciptakan Masa Depan Berkelanjutan bersama Daewoong

“Menjadi peneliti bukan hanya soal membuat obat di laboratorium,, ini adalah proses belajar dan tumbuh bersama yang berkelanjutan.”

Kisah kali ini menceritakan perjalanan Sabila, yang terpilih menjadi peneliti setelah menyelesaikan program magang Daewoong DDS. Meski bukan berlatar belakang farmasi, ia terus mengembangkan keahliannya di bidang riset formulasi dengan ketekunan dan semangat. Mari kita ikuti kisah perkembangannya.

Terpilih Menjadi Peneliti Setelah Menyelesaikan Magang Program DDS Daewoong

Sabila, setelah menuntaskan studi magister di Farmasi UI, awalnya menghadapi tantangan besar dalam menghadapi istilah-istilah baru dan peralatan riset formulasi yang kompleks. Namun, melalui program magang DDS, ia menemukan titik balik dalam hidupnya.

“Awalnya, istilah-istilah terkait formulasi dan penggunaan peralatan terasa asing dan sulit, tetapi dengan dukungan para mentor, saya belajar metode pengembangan formulasi, analisis data, dan uji kesesuaian dalam keseluruhan proses riset. Saya juga cepat beradaptasi dengan lingkungan dan budaya riset Korea, yang menjadi landasan kokoh untuk karier saya sebagai peneliti.”

Pengalaman ini bukan sekadar magang, tetapi menjadi pondasi kuat dalam perjalanannya menjadi seorang peneliti.

“Saya menganalisis setiap data eksperimen secara cermat dan berusaha memahami mengapa hasilnya muncul demikian. Penelitian tidak bisa dicapai hanya dengan usaha individu, sehingga saya menekankan pentingnya komunikasi aktif dan pemecahan masalah kolaboratif bersama sesama peneliti.”

Ia mengambil peran utama dalam penelitian tablet nifedipine lepas lambat dan berkontribusi penting dalam pengembangan tablet Nexiad DR, hingga mendapatkan kepercayaan tim sebagai anggota yang esensial.

Belajar dari Kegagalan

Tantangan dalam riset tidak selalu berujung pada keberhasilan. Sabila sering menghadapi hasil yang tidak sesuai harapan, namun ia menganggap pengalaman itu sebagai pelajaran berharga.

“Kegagalan juga merupakan guru penting. Saya berusaha memahami prinsip di balik hasil yang muncul, membandingkan data, dan mencatat setiap detail dengan teliti. Terkadang, saya berkonsultasi dengan peneliti senior, profesor, atau pakar formulasi eksternal, yang memperluas wawasan saya.”

Pendekatan ini secara konsisten memperkuat keterampilan risetnya sekaligus menumbuhkan kemampuan memecahkan masalah dan membangun ketangguhan.

Kerja Sama yang Tumbuh dari Kolaborasi

Aspek lain yang sangat dijunjung Sabila adalah komunikasi dan kolaborasi. Karena penelitian tidak dapat dicapai sendiri, berbagi pengalaman, ide, serta bekerja bersama adalah hal yang esensial.

“Membagikan perkembangan dan tantangan saya, serta mendengarkan masukan dari rekan-rekan adalah dukungan besar bagi saya. Walaupun setiap proyek memiliki peneliti penanggung jawab, kami selalu melangkah bersama untuk menyelesaikan masalah. Bukankah ini kekuatan sejati Daewoong?”\

Meski bergabung sebagai peneliti asing, Sabila tidak pernah merasa sebagai orang luar. Berkat keadilan dan kehangatan rekan-rekannya, ia membangun rasa memiliki sekaligus kepercayaan diri.

Mengalami Konsep Win-Win-Win dalam Dunia Riset

Sabila merasakan bahwa budaya kolaborasi Win-Win-Win di Daewoong berarti menciptakan sistem di mana pelanggan, perusahaan, dan masyarakat sama-sama memperoleh manfaat.

“Di pasar yang didominasi generik seperti Indonesia, mengembangkan tablet kombinasi dosis tetap atau tablet lepas lambat memberikan kenyamanan sekaligus penghematan biaya bagi pasien. Bagi perusahaan, ini meningkatkan daya saing dan menurunkan biaya R&D. Bagi masyarakat, hal ini mendukung keberlanjutan asuransi kesehatan dan pertumbuhan industri farmasi nasional. Realisasi nilai publik inilah inti dari budaya kolaborasi Daewoong.”

Budaya Pengembangan Talenta yang Adil dan Berorientasi Pertumbuhan di Daewoong

“Daewoong menilai talenta hanya berdasarkan pertumbuhan dan pencapaian, tanpa membedakan usia, gender, atau kewarganegaraan. Saya tidak pernah merasa terbebani sebagai orang asing dan bisa sepenuhnya fokus pada riset saya. Budaya yang adil ini menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepemilikan.”

Daewoong mendukung lingkungan yang dinamis berbasis otonomi, tanggung jawab, dan evaluasi yang adil. Dalam budaya ini, Sabila terus meningkatkan daya saing sekaligus berani menantang diri serta meraih pencapaian di bidang riset.

Visi dan Pesan untuk Masa Depan

Menatap ke depan, Sabila mengaitkan semangatnya dengan visi Daewoong, khususnya untuk masa depan Indonesia dan kawasan MENA (Timur Tengah & Afrika Utara). Ia meyakini pemanfaatan platform canggih seperti Polycap dan Oros memiliki potensi besar untuk mengembangkan obat bernilai tambah di pasar farmasi regional tersebut.

“Ini bukan hanya soal riset saya pribadi, melainkan tumbuh bersama perusahaan, akademisi, dan masyarakat. Saya ingin berkontribusi menjadikan Pusat Riset ITB sebagai pusat riset nomor satu di Asia Tenggara, serta membantu Daewoong menjadi pusat riset terdepan di Indonesia dan kawasan MENA.”

Terakhir, ia menyampaikan pesan hangat untuk peneliti muda dan baru:

“Awal perjalanan memang bisa sangat sulit dan melelahkan. Tetapi setiap kesalahan dan kesulitan pada akhirnya adalah aset untuk tumbuh. Jangan pernah ragu untuk berkomunikasi dengan tim. Jika rasa ingin tahu, ketekunan, dan keterbukaan terus dijaga, kamu pasti akan melihat perkembangan dirimu sendiri.”

Kisah Sabila menampilkan sosok karyawan Daewoong yang berani menghadapi tantangan, belajar dari kegagalan, dan tumbuh bersama orang lain. Perjalanannya bukan hanya sebagai seorang peneliti, melainkan juga sebagai anggota keluarga Daewoong yang penuh kebanggaan.